Kuliah Umum di UNDIP, Transmigrasi Harus Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi ; Bukan Sekadar Program Pemerintah
Nasional
Bintang
01 Nov 2025
SEMARANG (Jatengreport.com) — Pemerintah mendorong lahirnya wajah baru transmigrasi di Indonesia. Tak lagi sebatas program pemindahan penduduk, transmigrasi kini diarahkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya manusia (SDM) unggul dan kewirausahaan muda.
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan, generasi muda memiliki peran strategis dalam membangun kawasan transmigrasi yang mandiri dan berdaya saing.
Hal itu disampaikan Iftitah saat memberikan kuliah umum bertajuk “Transformasi Transmigrasi: Semangat Membangun Negeri Melalui Kemandirian dan Kewirausahaan” di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jumat (31/10).
“Kehadiran saya di sini untuk memastikan partisipasi generasi muda ikut membangun kawasan transmigrasi. Jadi kata kuncinya, tidak hanya memindahkan masalah, tetapi mendistribusikan SDM unggul,” ujar Iftitah.
Iftitah menegaskan, Kementerian Transmigrasi tengah menjalin sinergi dengan perguruan tinggi dan dunia usaha untuk mempercepat industrialisasi kawasan transmigrasi.
Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.
“Kita ingin masyarakat lokal terserap oleh lapangan kerja, sekaligus memberdayakan mereka. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di kawasan transmigrasi bisa inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.
Tiga kawasan prioritas kini sedang digarap, yakni Barelang (Batam), Salor (Merauke), serta wilayah di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. Kawasan ini disiapkan sebagai model smart transmigration area yang memadukan distribusi SDM unggul, industrialisasi, dan kewirausahaan.
Sebagai langkah konkret, pemerintah akan meluncurkan Beasiswa Patriot tahun depan.
Program ini memberikan kesempatan bagi lulusan terbaik universitas di Indonesia untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan kawasan transmigrasi.
“Insya-Allah tahun depan ada Beasiswa Patriot, di mana lulusan terbaik bisa membangun kawasan transmigrasi secara menyeluruh dan bermartabat,” kata Iftitah.
Selain itu, pemerintah juga menjalin kerja sama pendidikan internasional antara Universitas Diponegoro dan Technical University of Munich (TUM), Jerman. Melalui program double degree, mahasiswa Program Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Undip dapat meraih gelar ganda dari TUM.
“Saya sudah bertemu dengan Profesor Walter dari TUM, dan beliau sangat mendukung transformasi transmigrasi,” ujarnya.
Untuk memperkuat payung hukum, pemerintah tengah menyiapkan revisi Undang-Undang Transmigrasi yang akan dimasukkan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) pada akhir tahun ini.
Iftitah juga menyebut, saat ini terdapat 50 investor yang telah menyatakan minat berinvestasi di kawasan transmigrasi, terutama di sektor perkebunan, pertanian, pertambangan, perikanan, dan peternakan.
“Dengan dukungan akademisi, dunia usaha, dan masyarakat, saya yakin transformasi transmigrasi bisa menjadi lokomotif baru pembangunan ekonomi nasional,” tegasnya.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof Suharnomo, menegaskan kesiapan kampus dalam mendukung langkah pemerintah tersebut.
Ia mengatakan Undip telah menyiapkan 14 program studi yang akan disinergikan dengan pelaksanaan Beasiswa Patriot dan kerja sama internasional dengan TUM.
“Profesor dari TUM juga sudah datang dan meninjau wilayah transmigrasi bersama Pak Menteri. Ini bukti nyata bahwa kami serius mendukung transformasi transmigrasi,” tandasnya.
Dengan arah kebijakan baru yang menitikberatkan pada inovasi, kolaborasi, dan pemberdayaan SDM, transmigrasi kini diproyeksikan menjadi strategi besar pemerataan pembangunan dan penciptaan pusat ekonomi baru di berbagai wilayah Indonesia.***
tag: berita