Alarm Stunting dan TB Masih Nyaring, Pemerintah Pacu Langkah Lintas Sektor
Nasional
Tim Jateng Report
01 Nov 2025
SEMARANG (Jatengreport.com) – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM Undip) menjadi tuan rumah Forum Ilmiah Tahunan (FIT) XI dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) XXI 2025, Jumat (31/10).
Kegiatan ini menghadirkan ratusan akademisi, tenaga kesehatan, dan pemangku kebijakan untuk membahas percepatan penanganan stunting dan tuberkulosis (TB) di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, yang membuka forum tersebut, menegaskan bahwa dua isu kesehatan itu masih menjadi pekerjaan besar bangsa.
“Prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 19,8 persen. Artinya, satu dari lima anak Indonesia lahir dengan kondisi stunting. Sementara TB, kita menjadi kontributor kasus kedua terbanyak di dunia setelah India,” ujar Pratikno di Auditorium FKM Undip.
Ia menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi tegas kepada jajaran kabinet untuk mempercepat penurunan angka stunting dan TB.
“Ini perintah langsung dari Presiden. Penanganannya harus cepat dan terukur. Prevalensinya wajib turun,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, Pratikno juga menyoroti pentingnya sinergi penanganan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
“Selain stunting dan TB, kita juga menghadapi ancaman penyakit zoonosis seperti rabies, flu, malaria, dan demam berdarah. Maka, kesehatan manusia harus dijaga dengan memperhatikan kesehatan hewan dan alam,” jelasnya.
Menurutnya, para ahli kesehatan masyarakat memiliki peran strategis untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap hidup sehat dan tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan dan perubahan gaya hidup.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyoroti kendala pelayanan kesehatan di tingkat dasar. Dengan populasi mencapai 38 juta jiwa dan 8.753 desa, puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di Jawa Tengah.
“Sayangnya, tenaga kesehatan kita sering kali lebih sibuk membuat laporan di aplikasi ketimbang melayani masyarakat,” ujarnya.
Luthfi menegaskan, Pemprov Jateng tengah berupaya memperkuat layanan di desa melalui pembentukan puskesmas pembantu berbasis desa.
Program ini diharapkan mampu memperluas akses pencegahan penyakit di wilayah terpencil.
“Kalau orang sakit ke dokter itu biasa, tapi yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mencegah warga desa jatuh sakit,” katanya.
“Masalahnya, dokter masih enggan ditempatkan di desa-desa,” tambahnya.
Forum Ilmiah Tahunan XI dan Mukernas XXI FKM Undip menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi nasional lintas sektor dalam membangun sistem kesehatan masyarakat yang lebih komprehensif.
Melalui forum ini, kampus berperan bukan hanya sebagai pusat akademik, tetapi juga motor penggerak kebijakan dan inovasi kesehatan yang berpihak pada masyarakat.
“Jika persoalan stunting dan TB tidak segera diatasi, maka cita-cita mewujudkan generasi emas 2045 akan menjadi tantangan besar,” tutup Pratikno.***
tag: berita