Ponpes Askhabul Kahfi Rayakan Hari Santri dengan Kirab Kebangsaan Meriah

images

Jateng

Bintang

27 Okt 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) — Ribuan santri dari Pondok Pesantren Askhabul Kahfi dan Pondok Pesantren Roudlotul Muttaqin, Semarang, tumpah ruah di jalanan Kota Semarang untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional 2025.

Dengan penuh semangat, mereka mengikuti Kirab Kebangsaan yang dimulai dari Sirkuit Mijen dan berakhir di Kampus 4 Putra Pondok Pesantren Askhabul Kahfi.

Lebih dari 3.000 santri ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, yang menjadi simbol kebersamaan dan wujud cinta tanah air.

Kirab tersebut juga dimaknai sebagai upaya menghidupkan kembali semangat Resolusi Jihad NU, mengenang perjuangan para ulama, kiai, dan santri yang dengan tulus berjuang membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Acara ini merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, khususnya nikmat iman dan Islam, sehingga kita dapat memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025 dengan penuh suka cita,” ujar Gus Muhammad Rikza Saputra, perwakilan keluarga besar Ponpes Askhabul Kahfi, dalam sambutannya.

Ia menambahkan, kegiatan kirab juga menjadi momentum syiar pesantren dan doa bersama.

“Kirab kebangsaan ini menjadi siar agama, syiar pesantren, juga menjadi momentum tahadduts bin ni’mah dan doa bersama. Rencana pada tahun ajaran baru nanti, Pondok Pesantren Ashabul Kahfi akan membuka lima lembaga baru,” jelasnya.

Kelima lembaga tersebut mencakup PDF Mustawa (tingkat dasar), PDF Ulya (tingkat lanjutan), hingga Ma’had Aly untuk mencetak santri yang tafakkur fid-din. Selain itu, pesantren juga membuka jurusan keterampilan seperti Teknik Sepeda Motor, Tata Boga, dan Tata Busana sebagai bagian dari pengembangan pendidikan vokasi di lingkungan pesantren.

Kirab berlangsung meriah dengan lebih dari 80 penampilan kreatif dari para santri dan alumni.

Tema yang diangkat beragam mulai dari nasionalisme, budaya Nusantara, hingga nilai-nilai religius. Para peserta juga menampilkan atraksi unik, seperti replika Malaikat Israil, barisan hadrah, dan penampilan marching band yang menggugah semangat.

Rute kirab sejauh empat setengah kilometer ini melewati tiga kelurahan: Jatisari, Polaman, dan Karangmalang.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, H. Muhtasit, S.Ag., M.Pd., turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Ia menyebut Askhabul Kahfi sebagai salah satu pesantren terbesar di Kota Semarang dan menyampaikan rencana besar ke depan.

“Pada tahun 2026 mendatang, Kota Semarang akan menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional. Salah satu pesantren yang kami usulkan sebagai lokasi penyelenggaraan MTQ Nasional adalah Pondok Pesantren Ashabul Kahfi,” ujarnya.

Muhtasit juga menyinggung pentingnya peran santri dalam pembangunan bangsa. “Dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan tujuan bernegara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu bukan hanya mencerdaskan akal, tetapi juga hati, moral, dan spiritualitas. Pemikiran ini berasal dari para santri dan ulama seperti KH. Wahid Hasyim, ayahanda Gus Dur. Kini, kita melihat banyak santri yang telah berkiprah di berbagai lini pemerintahan, dari Menteri hingga Hakim Mahkamah Konstitusi,” tambahnya.

Sementara itu, KH. Masruchan Bisri, Pengasuh Ponpes Askhabul Kahfi, menegaskan bahwa peringatan Hari Santri adalah momen untuk meneladani perjuangan para ulama terdahulu.

“Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap para santri dapat meneladani ulama yang memperjuangkan agama dan negara. Dulu, pesantren bukan hanya tempat mengaji, tetapi juga tempat latihan militer. Setelah kemerdekaan, para ulama terlibat dalam pembentukan NKRI dan dasar negara Pancasila. Santri tidak hanya berjuang di bidang keagamaan, tetapi juga kebangsaan,” tuturnya.

Acara Kirab Kebangsaan ini turut dihadiri berbagai tokoh penting, di antaranya Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kota Semarang, H. Tantowi Jauhari, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom, M.Hum, serta jajaran Forkopimcam Mijen. Hadir pula Kapolsek Mijen Kompol Sutowo, SH, Danramil Mijen Mayor Infanteri Slamet Muhadi, dan para lurah dari tiga wilayah yang dilalui kirab.

Dengan semangat gotong royong dan nasionalisme, ribuan santri mengakhiri kirab dengan doa bersama.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan Hari Santri, tetapi juga penegasan bahwa santri dan pesantren adalah bagian penting dalam menjaga keutuhan bangsa serta menebar nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.

tag: berita


BERITA TERKAIT