Menggali Nilai Romo Mangun Lewat Film, Berani Adalah Cahaya Karya OMK Paroki Wedi Klaten
SLEMAN (Jatengreport.com) — Sebuah film musikal bertajuk “Berani Adalah Cahaya” tengah disiapkan oleh komunitas Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Wedi, Klaten. Film berdurasi satu jam ini tak hanya menyuguhkan hiburan bernuansa seni, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang keberanian moral dan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda.
Disutradarai oleh Pastor Paroki Wedi, Rm Basilius Edy Wiyanto Pr, film ini saat ini memasuki tahap akhir penyuntingan. Dalam pemaparan di Chandari Heaven, Kalasan, Sleman, Kamis (17/7), Rm Edy menekankan bahwa keberanian sejati bukan soal keberanian fisik, melainkan kesetiaan pada kebenaran meskipun penuh risiko.
“Keberanian yang kami angkat adalah keberanian mendengarkan suara hati dan memilih yang benar, meski itu tidak populer. Itulah cahaya sejati dalam hidup,” ujar Rm Edy.
Plot film ini mengikuti sekelompok siswa yang kehilangan bola volley di sebuah hutan yang dikenal sebagai tempat terlarang. Meski sudah diperingatkan guru, salah satu dari mereka tetap masuk ke hutan, memicu rangkaian petualangan yang sarat makna.
Alih-alih menemukan bahaya, mereka justru menemukan “harta karun” tersembunyi—yang bukan berupa materi, melainkan nilai-nilai Pendidikan, eksplorasi, kreativitas, dan integritas.
Tiga nilai ini menjadi simbol pembentukan karakter anak yang menjadi warisan pemikiran Romo YB Mangunwijaya Pr, tokoh pendidikan dan imam Katolik yang legendaris.
“Kami sangat terinspirasi Romo Mangun. Ia percaya pendidikan bukan hanya soal pelajaran, tapi tentang bagaimana membentuk manusia utuh,” tambah Rm Edy.
Produksi Kolektif dan Semangat Komunitas
Film ini digarap oleh sekitar 90 anak muda dari Paroki Wedi, termasuk dalam proses penulisan naskah, penyutradaraan, pengambilan gambar, hingga musik.
Paulus Muhammad Sodiq menulis naskah, Cornelius Teddy H menggarap sinematografi dan editing, sementara musik dan lagu ditata oleh Emanuel Maria Venanto Rio Nursetyo.
Meski minim anggaran, seluruh proses produksi dilakukan secara mandiri dengan dukungan komunitas. Lokasi syuting dipusatkan di kawasan Giri Wening, Sengonkerep, Gedangsari, Gunungkidul—yang menghadirkan nuansa alam pedesaan yang mendalam dan kontras dengan tema modernitas pendidikan.
“Film ini bukan proyek besar, tapi bukti nyata bahwa anak muda mampu bersuara lewat seni, menyuarakan hal-hal penting yang selama ini sering diabaikan,” jelas Rm Edy.
Lebih dari sekadar pertunjukan musikal, “Berani Adalah Cahaya” menjadi ajakan reflektif untuk melihat ulang arah pendidikan nasional.
Menurut Rm Edy, sistem pendidikan saat ini terlalu dibebani tuntutan administratif dan target kurikulum, hingga anak-anak kehilangan ruang untuk tumbuh secara utuh.
Ia menegaskan bahwa jika Indonesia ingin melahirkan generasi yang cerdas dan merdeka, maka pendidikan harus dibebaskan dari tekanan yang menjauhkan anak dari nilai-nilai karakter.
“Indonesia adalah harta karun yang belum seluruhnya ditemukan. Kita perlu keberanian untuk menggali potensi anak-anak kita lewat pendidikan yang membebaskan,” tuturnya.
Saat ditanya kapan film ini akan dirilis ke publik, Rm Edy hanya tersenyum, “Tunggu saja. Masih kami rahasiakan waktunya.”
tag: berita