Aksi Nyata Sido Muncul, Pulihkan Rawa Pening dengan Tebar Bibit Ikan
SEMARANG (Jatengreport.com) — Konservasi dan menyelamatkan ekosistem Rawa Pening kembali ditegaskan melalui kolaborasi strategis antara sektor swasta, masyarakat sipil, dan pemerintah daerah.
Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup, PT Sido Muncul, Tbk bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menggelar sarasehan dan ziarah lingkungan di kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/6).
Kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi menjadi panggung penting untuk menggulirkan kembali agenda konservasi yang berkelanjutan, sekaligus menyerukan keterlibatan lebih kuat dari pemerintah pusat.
Direktur PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, menegaskan pentingnya pendekatan yang berkelanjutan dan inovatif untuk menyelamatkan Rawa Pening dari kerusakan ekologis yang makin parah. Sejak tahun 2016, Pihaknya telah merintis teknologi pelet biomassa berbahan tanaman invasif seperti eceng gondok sebagai solusi energi alternatif ramah lingkungan.
“Saya sudah buat peletnya, bahkan mesinnya sudah ada. Kalorinya 4.300, dan bisa dijual sekitar Rp1.600. Ini bisa jadi bahan bakar murah untuk UMKM sekitar dan sekaligus mengatasi eceng gondok. Tapi sayangnya, belum ada pihak yang benar-benar menindaklanjuti,” ujar Irwan.
Menurutnya, pengelolaan Rawa Pening tidak bisa dilakukan secara parsial. Ia menekankan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal bukan hanya mendukung konservasi, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai ekonomi lahan, dan menjadikan kawasan ini lebih berdaya guna.
Sebagai bentuk kontribusi langsung, Sido Muncul menyerahkan bantuan 20.000 bibit ikan untuk ditebar di Rawa Pening. Langkah ini diharapkan menjadi stimulus dalam menjaga keberlanjutan ekosistem air dan meningkatkan kesejahteraan nelayan setempat.
Irwan Hidayat menggarisbawahi bahwa konservasi lingkungan bukanlah kegiatan sekali jadi. Dibutuhkan kontinuitas, kemauan politik, dan keterlibatan aktif masyarakat.
“Kami percaya, kalau semua pihak bersinergi dengan niat yang tulus, Rawa Pening bisa diselamatkan. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga dunia usaha dan masyarakat,” tandas Irwan.
Krisis Ekologis di Rawa Pening
Rawa Pening merupakan ekosistem perairan yang krusial di Kabupaten Semarang. Namun, tantangan besar terus membayangi, mulai dari sedimentasi yang mengurangi daya tampung air hingga pertumbuhan masif eceng gondok yang menutup permukaan danau.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi ini bukan hanya mengancam keseimbangan ekologis, tetapi juga mereduksi potensi kawasan sebagai destinasi wisata unggulan dan sumber penghidupan masyarakat lokal.
Wakil Bupati Semarang Nur Arifah mengakui, pemerintah daerah terus berupaya mengelola kawasan ini dengan sumber daya yang terbatas. Meski potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata Rawa Pening telah mencapai Rp1,9 miliar, kewenangan kabupaten tetap terbatas.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan dukungan dari pusat dan sinergi dari berbagai pihak. Rawa Pening ini tanggung jawab bersama,” jelasnya.
Sementara itu, LPBI NU PWNU Jawa Tengah menyatakan akan mengambil langkah strategis dengan menggerakkan kader Nahdliyin dalam kegiatan konservasi langsung, sekaligus mendorong advokasi ke tingkat nasional melalui struktur PBNU.
Ketua LPBI NU Jateng, Muchammad Pudji Wibowo, menegaskan pentingnya aksi nyata di luar seremoni simbolik.
“Kami akan menyurati kementerian dan lembaga terkait agar penanganan Rawa Pening tidak berhenti di acara peringatan semata. Perlu strategi menyeluruh, dari penanganan sedimentasi hingga penciptaan nilai ekonomi kawasan,” ujarnya.
Salah satu usulan konkret adalah pelibatan PTPN IX, yang memiliki lahan di sekitar kawasan, untuk mendukung inisiatif konservasi berkelanjutan melalui pendekatan kolaboratif antara swasta dan masyarakat.
Kegiatan ini menjadi cermin bahwa penyelamatan Rawa Pening bukan sekadar wacana. Sinergi lintas sektor, penguatan komitmen dari pemerintah daerah, dunia usaha seperti Sido Muncul, organisasi masyarakat sipil, dan dukungan nyata dari pemerintah pusat merupakan kunci keberhasilan agenda konservasi jangka panjang.
Dengan pendekatan berbasis solusi lokal, teknologi tepat guna, dan partisipasi aktif warga, Rawa Pening diharapkan dapat kembali menjadi kawasan hijau yang produktif, lestari, serta membawa manfaat ekonomi dan ekologis bagi generasi mendatang.
tag: berita