Wartawan dan Spirit Keislaman, Refleksi KH Hadlor di Halalbihalal PWI Jateng

images

Jateng

Tim Jateng Report

25 Apr 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) - Masih dalam momentum Idulfitri 1446 H, keluarga besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah menggelar halalbihalal di Gedung Pers, Jalan Tri Lomba Juang No 10, Mugassari, Semarang, Kamis 24 April 2025.

Halalbihalal yang mengusung tema ''Satu Hati, Satu Visi'' ini diisi tausiyah oleh Drs KH Ahmad Hadlor Ihsan. Meskipun dilaksanakan secara sederhana dan kondisi yang terbatas karena kantor PWI sedang direnovasi, suasana yang tercipta begitu guyub.

Hadir dalam kesempatan itu, Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Jateng Moch Faizin, anggota pembina Yayasan Alumini Undip (pengelola USM) Ir Soeharsojo IPU, Wakil Ketua Komisi Informasi Provinsi Setiadi, mantan Ketua PWI Jateng Soetjipto SH, dan Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul Alim.

Selain itu, ada pimpinan media, mantan wartawan, pengurus Dewan Kehormatan Provinsi PWI, Ketua PWI Amir Machmud NS dan Sekretaris Setiawan Hendra Kelana bersama jajarannya, serta ibu-ibu anggota IKWI yang diketuai Ummi Munawaroh AM.

Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Amir Machmud menyampaikan rasa syukur karena PWI kembali mengadakan halalbihalal yang sudah menjadi tradisi sejak lama.

Atas nama pribadi dan organisasi, dia menyampaikan permohonan maaf jika selama berinteraksi ada kesalahan.

Dia mengatakan, sengaja mengusung tajuk ''Satu Hati, Satu Visi'' dengan maksud bahwa PWI bertekad menjadikan hati sebagai ukuran dalam membangun interaksi, komunikasi, bukan hanya antarpengurus, tapi juga dengan mitra kerja.

''Dengan berbagai instansi, kami berusaha menjembatani kepentingan PWI dan wartawan untuk sama-sama memahami apa yang menjadi tujuan. Terutama dalam lima tahun terakhir, kami berusaha menjadikan PWI sebagai bagian dari para intelektual, sehingga kami bisa berinteraksi dengan dunia kampus. Maka dalam empat tahun ini kami sudah menjalin kemitraan lewat dialog para rektor di perguruan tinggi swasta. Semoga ini bisa menjadi tradisi kepengurusan PWI di masa mendatang,'' bebernya.

Peran Pewarta

Sementara itu, dalam tausiahnya KH Ahmad Hadlor Ihsan menjelaskan bahwa sesungguhnya wartawan memiliki peran yang mulia dan luar biasa di zaman Rasullullah Muhammad.

''Jadi kita tahu perintah Allah. Dari mana kita tahu Rasul begini dan begitu kalau tidak ada yang mewartakan. Ada pewarta yang mengabarkan, seperti sahabat Nabi yaitu Abu Hurairah. Beliau tahu gerak gerik Nabi, termasuk apa saja sabdanya,'' kata pengasuh Ponpes Al-Ishlah Mangkang Kulon itu.

Dalam kesempatan itu, Kiai Hadlor juga mengisahkan bagaimana jalur informasi Nabi tersampaikan mulai dari Abu Hairah, Abu A’la Al hingga Imam Muslim yang bertahan beribu tahun.

Semua itu ada hingga sekarang karena ada media.

Selain itu, dia juga mengajak hadirin untuk menjadi manusia yang sehat pasca-Ramadan, karena sesuai hadis bahwa berpuasalah maka kamu akan sehat.

Kiai Hadlor selanjutnya mengumpamakan sehat itu seperti mobil yang baru keluar dari bengkel.

‘’Mobil yang sehat itu ada tandanya. Yaitu semua komponennya berfungsi dengan baik, klakson, rem, riting. Untuk membuktikan mobil itu bagus, yaitu mampu nggugu karo sing nduwe (patuh sama yang punya). Kalau mobil nggugu karepe dewe, sing susah wong liya (jika mobil berjalan semau gue, maka yang susah orang lain),’’ jelasnya.

Ciri manusia sehat itu, kata dia, juga ada keseimbangan antara jiwa dan raga. Dia lalu mengibaratkan keseimbangan itu seperti penunggang kuda mau ke pasar. Penunggangnya adalah jiwanya, sedangkan kuda adalah raganya.

Pada momen ini, Kiai Hadlor bertanya kehadirin: jika kudanya buta, sedangkan penunggangnya tidak, apakah keduanya akan sampai ke tujuan? Hadirin pun kompak menjawab bisa.

Sebaliknya, kalau penunggangnya buta, sedangkan kudanya tidak, apakah sampai tujuan?

Hadirin pun langsung mengatakan tidak.

‘’Itu seperti jiwa kita. Jiwa yang buta, akan lebih membahayakan. Makanya jiwa harus sehat setelah kita melewati bulan puasa,’’ tandasnya. 

tag: berita



BERITA TERKAIT