Tidak Selamanya Perceraian Merupakan Jalan Keluar yang Sempurna

images

Lifestyle

Tim Jateng Report

03 Okt 2022


SEMARANG (Jatengreport.com) – Mengalami masalah rumah tangga dalam pernikahan merupakan hal wajar untuk terjadi dan tidak mungkin bisa dihindari oleh pasangan manapun.Sejatinya, rumah tangga memang akan selalu diuji dengan berbagai macam persoalan dan semua itu tergantung dengan sikap dari pasangan dalam mengatasinya.Tidak jarang, cerai menjadi salah satu cara pasangan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga.

Keputusan bercerai biasanya diambil karena adanya deretan masalah yang hadir di dalam sebuah pernikahan. Namun, perceraian bukanlah jalan keluar sempurna tanpa cela. Ada konsekuensi yang perlu Anda pikirkan lebih lanjut, sebelum memutuskannya.Pada sebagian kasus, misalnya marriage burnout, perceraian mungkin bisa menjadi sebuah jalan keluar yang mungkin dapat memberikan rasa lega dan kebahagiaan.

Namun kadang, perceraian justru dapat menimbulkan masalah lainnya, seperti depresi dan PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma yang kerap dialami dalam proses penyesuaian setelah perceraian.Sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk bercerai, sebaiknya pertimbangkan dahulu berbagai konsekuensi yang dapat terjadi.

Berbagai pertimbangan sebelum memutuskan perceraian Pasangan yang memutuskan untuk bercerai umumnya dilandasi oleh beberapa alasan, misalnya masalah keuangan, perselingkuhan, komunikasi yang buruk, kekerasan dalam rumah tangga, atau tujuan hidup yang tak lagi sama.

Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda dan pasangan pertimbangkan sebelum memutuskan untuk bercerai, yaitu:

Masalah selama proses perceraian
Menurut penelitian, perceraian dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang, misalnya stres, gangguan kecemasan, depresi, dan isolasi sosial. Namun, dampaknya bisa berbeda-beda tergantung pada kepribadian dan situasi yang dihadapi oleh tiap orang.

Selain konflik dengan pasangan, Anda juga harus siap menghadapi masalah lainnya yang dapat muncul selama proses perceraian, misalnya perebutan hak asuh anak atau pembagian harta gana-gini.

Oleh karena itu, Anda perlu ingat bahwa jika bercerai nanti, sebisa mungkin Anda dan pasangan tetap bersikap adil dalam mencapai kesepakatan dan tanggung jawab atas hak asuh anak serta pembagian harta.

Perkembangan anak terganggu
Tidak hanya pada orang dewasa, perceraian kerap memengaruhi hidup dan tumbuh kembang Anak. Berdasarkan sebuah studi, perceraian bisa meningkatkan risiko anak menderita penyakit mental akibat tekanan psikologis, seperti gangguan kecemasan, perilaku menyimpang, dan prestasi akademis yang kurang baik.

Oleh karena itu, bila nantinya memutuskan bercerai, Anda dan pasangan disarankan untuk tetap bekerja sama dalam mengasuh serta memberikan Si Kecil kasih sayang dan perhatian yang optimal agar ia tetap merasa nyaman dan tidak kesepian.

Hindari membuat ia memilih salah satu orang tuanya serta bertengkar dan menjelekkan pasangan di hadapan anak, sehingga Si Kecil tidak akan tertekan untuk berhubungan dengan orang tuanya.

Perhatian terhadap anak berkurang
Selama masa pertumbuhan, anak akan sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua. Sayangnya dengan adanya proses perceraian, maka sebagai orang tua tunggal mungkin akan lebih fokus bekerja demi menghidupi anak. Bahkan, sebagian orang tua harus mengatasi semua masalah sendiri, sehingga sulit memiliki waktu untuk saling berbagi dan bercerita dengan anak.

Munculnya masalah keuangan
Menjadi orang tua tunggal bukanlah perkara mudah. Misalnya, mantan pasangan Anda tidak lagi memberikan tunjangan untuk kebutuhan anak dengan memadai.

Meski sulit, tidak selamanya perceraian itu identik dengan keputusan pahit yang memilukan. Ada kalanya keputusan perceraian ini menjadi langkah tepat agar Anda bisa mengakhiri hubungan toksik dengan pasangan dan menjadi lebih bahagia.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk melakukan perceraian, sebaiknya pikirkan kembali apakah hubungan Anda dan pasangan benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan. Jika mengalami kesulitan, cobalah konsultasikan masalah Anda dan pasangan ke psikolog atau konsultan yang khusus menangani masalah ini. (BDP)

tag: PERCERAIAN , TRENCERAI



BERITA TERKAIT