Apresiasi Progres Kemiskinan Jateng Turun, Waket DPRD Jateng Ferry Wawan C : Tetap Fokus dan Kejar Target!
SEMARANG (Jatengreport.com) - Turunnya angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) mendapat tanggapan dari Wakil Ketua DPRD Jateng, Ferry Wawan Cahyono Menurutnya, turunnya angka kemiskinan tersebut patut disyukuri.
" Senang dan bersyukur melihat progres pemerintah menghadapi persoalan ini dengan baik dan sudah membuahkan hasil yang positif untuk kita bersama," ujar Ferry.
Diketahui, berdasarkan grafik intervensi penanganan kemiskinan ekstrem (PKE) per tanggal 13 Agustus 2023 stunting dan disabilitas berhasil diintervensi sebanyak 100 persen.
" Angka tersebut menurut saya sangat bagus dan juga cepat," ujar Politikus Partai Golkar itu.
Kendati demikian, Ferry mengimbau capaian tersebut tidak boleh di klaim sebagai keberhasilan Pemprov Jateng semata, melainkan juga keberhasilan Pemerintah Kabupaten/Kota dan juga peran serta dari masyarakat, khususnya dunia usaha.
" Kita perlu apresiasi berbagai elemen yang sudah bekerja sama dalam menangani persoalan kemiskinan ini, dari pemerintah Kabupaten/kota hingga masyarakat dan kalangan pengusaha," kata Ferry.
Ferry berharap, kemiskinan ekstrem yang ada di Jawa Tengah bisa terselesaikan dengan maksimal dan bisa sesuai target yang sudah disepakati yaitu menjadi nol persen.
" Jangan berbangga diri, tetap fokus dan yang kita harus raih target untuk kedepannya menuntaskan Kemiskinan ektrem menjadi nol persen," harapnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaparkan capaian tersebut selain intervensi stunting dan disabilitas, ada klaster berikutnya yang sudah banyak terintervensi adalah angka tidak sekolah untuk anak di keluarga miskin ekstrem. Sebanyak 10.948 anak atau 72,1 persen telah mendapatkan intervensi.
Sisanya, masih ada 4.242 anak usia sekolah atau 27,9 persen yang belum terintervensi.
" Kedua, angka tidak sekolah. Ini saya minta untuk dicari dan tadi nemu banyak daerah yang ketika lulus SMP mau ke SMA atau SMK atau MAN itu nggak ada sekolahnya. Maka tadi, apakah sekolah virtual, apakah kemudian satu atap, ini banyak cara yang mesti kita selesaikan. Saya sarankan kalau nggak ya jadi anak asuh, dibawa ke tempat yang ada, terus kita biayai. Apakah itu beasiswa atau gotong royong," kata Ganjar.
Selanjutnya, yang menunjukkan grafik bagus dalam progres intervensi PKE terdapat pada klaster tidak bekerja. Ada sekitar 23.589 jiwa yang sudah mendapat intervensi dan sudah bekerja. Sisanya, sekitar 40.089 jiwa masih masuk dalam daftar intervensi dan akan diberikan pelatihan agar siap bekerja.
" Tidak bekerja angkanya juga bagus ini diintervensi. Ada yang kita latih, ada yang kemudian kita dorong dan bantu untuk bisa bekerja di perusahaan," jelasnya.
Progres intervensi untuk jamban bagi keluarga miskin ekstrem juga terus menurun angkanya. Saat ini sebanyak 13.993 rumah telah memiliki jamban. Sisanya masih ada sekitar 15.574 rumah yang harus diintervensi.
"Jamban juga bagus ini, turun terus angkanya. Sumber air ini agak kesulitan di beberapa daerah remote, maka tadi di daerah ada yang bilang mencari 'dukun air'. Apakah dengan teknologi atau orang yang paham di desa," kata Ganjar.
Sementara, untuk angka yang masih membutuhkan banyak intervensi adalah RTLH dan listrik yang menurut Ganjar juga akan terus digenjot untuk RTLH. Selama ini gotong royong yang dilakukan menunjukkan grafik penurunan yang bagus.
Adapun untuk kebutuhan intervensi listrik ini juga masih banyak. Saat ini, data yang sudah diintervensi sebanyak 3.283 rumah tangga dan masih ada sekitar 12.596 rumah tangga yang menunggu untuk diintervensi.
Untuk klaster ini, kata Ganjar, dibutuhkan kerja sama dengan PLN, karena ternyata masih ditemukan adanya data yang tidak sinkron.
" Terakhir tertinggi itu listrik ternyata. Listrik itu urusannya dengan PLN maka ada data yang tidak sinkron antara data yang masuk di DTKS dengan yang harus diintervensi. Maka saya sampaikan, yuk kita carikan cara yang lain saja. Kalau perlu ditempeli dengan tenaga surya yang penting di tempat itu ada," katanya.
Berdasarkan data itu, Ganjar mendorong adanya kerja sama antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kota dan kabupaten. Di mana ada tempat yang masih terdapat kemiskinan ekstrem agar melakukan percepatan.
"Saya dorong di tahun 2024, karena target dari Presiden Jokowi musti turun kemiskinan ekstremnya menjadi nol persen. Kalau saya bilang mendekati nol, itu bisa kita kejar," ungkapnya.
Untuk dapat mencapai target itu, Ganjar menyampaikan masih ada dua kesempatan menggunakan anggaran, baik di Pemprov maupun di Pemkab. Yaitu APBD perubahan tahun ini dan APBD murni 2024.
Ia juga menekankan agar bantuan dari Pemprov Jateng kepada kabupaten atau desa untuk dikonsentrasikan pada penanganan kemiskinan ekstrem.
" Sudah saya sampaikan bantuan keuangan dari provinsi ini akan kita dorong untuk pengentasan kemiskinan. Jadi nanti teman-teman di kabupaten/kota minta tolong bantuannya diarahkan ke sana. Programnya sudah ada, tinggal konsentrasi dan datanya saja biar fix," pungkasnya. (Adv)
tag: Ferry Wawan Cahyono