Strategi Transportasi Kedungsepur Jateng, Buro Happold Indonesia Hadir Jawab Kebutuhan Pemerintah
SEMARANG (Jatengreport.com) - Layanan angkutan umum menjadi favorit setiap orang. Namun sebagian orang mengatakan transportasi umum bukan soal pilihan namun sebagai kebutuhan karena tidak memiliki sebuah kendaraan pribadi.
Transportasi umum untuk saat ini masih banyak dibutuhkan banyak orang serta didominasi oleh penggunanya dari kalangan mahasiswa hingga pegawai.
Di Jawa Tengah sendiri transportasi umum dianggap kurang efisien untuk digunakan, pasalnya karena jadwalnya yang tidak jelas, jalur penghubung yang tidak sesuai kebutuhan, hingga fasilitas yang terkadang kurang standar dalam kenyamanan.
Kota Semarang menjadi salah satu contohnya untuk transportasi memiliki banyak jalur atau akses ke berbagai lokasi, namun transportasi umum ini sendiri Masih kurang untuk menjamah ke berbagai kabupaten atau desa.
Dikesempatan ini, Buro Happold Indonesia menggelar kegiatan UKPACT Masterclass and Panel Discussion dengan mendatangkan para pakar transportasi dan tata kota dari penjuru dunia, di Padma Hotel Semarang, pada Selasa (14/3) lalu.
Turut hadir Bapak Padraic Kelly sebagai direktur Buro Happold Cities Consulting, Bapak Lawrie Robertson sebagai Global Director of Strategic Planning, Ibu Puspita Galih Resi, Country Director PT. Buro Happold Indonesia, serta hadir juga dari perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa tengah Hingga PT Kereta Api Indonesia.
Fokus dalam diskusi ini terkait Transit Oriented Development (TOD) dan Land Value Capture (LVC) strategi untuk area Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Purwodadi (Kedungsepur), dengan tujuan untuk memaparkan hasil studi sejauh ini kepada pemangku kepentingan,
terutama kepada perangkat daerah terkait di Kedungsepur dan Jawa Tengah.
Country Director at Buro Happold Indonesia, Puspita Galih Resi, menjelaskan, diskusi yang digelar merupakan program lanjutan, pada dasarnya kegiatan ini digelar merupakan kolaborasi antara Pemerintah Inggris dan Indonesia.
Dihadiri oleh banyak stakeholder
"Di Jawa Tengah kami sedang fokus mencari strategi khususnya wilayah Kedungsepur, beberapa waktu yang lalu kami sempat membahas permasalahan ini dihadapan bapak Gubernur Jawa Tengah. Semoga diskusi lalu membawa hal yang positif," ujarnya.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jateng, Imam Maskur mengatakan, dengan padatnya penduduk Jawa Tengah saat ini mereka membutuhkan modal transportasi yang nyaman dan sesuai kebutuhannya.
"Mobilitas masyarakat yang tinggi diharapkan dengan adanya diskusi ini ada masukan yang bisa kami terima dan bisa menjadi ideal untuk kebutuhan transportasi yang ada di kedungsepur," katanya.
Selanjutnya, diawali dengan Masterclass kuliah umum yang bertujuan menyelaraskan pemahaman mengenai pembangunan transportasi kewilayahan terintegrasi.
Padraic Kelly mengungkapkan, di Jawa Tengah saat ini populasi yang selalu meningkat namun sayangnya tidak ada akses untuk transportasi antar kabupaten atau daerah contohnya Demak, Purwodadi dan Salatiga yang belum terkoneksi secara baik dalam hal transportasi.
"Menurut data, masyarakat di Kedungsepur mengeluarkan biaya sangat besar untuk mobilitas menggunakan kendaraan pribadi," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, mungkin masyarakat kurang nyaman dengan transportasi umum. Tak hanya itu, sinkronisasi antar transportasi publik juga kurang terjalin.
Maka dari itu, Kegiatan ini bisa menjembatani tantangan finansial dalam menyediakan maupun mengoperasikan transportasi public massal.
Disisi lain, Lawrie Robertson menambahkan mengenai mentransformasi jaringan transportasi warisan di Kedungsepur sebagai dampak dari pengembangan perekonomian dan bagaimana beradaptasi dengan kebutuhan sosial dan ekonomi di masa depan.
"Maka dari itu harus ada transformasi di dunia transportasi untuk lebih memudahkan masyarakat yang ada di kedungsepur di masa yang akan datang," ungkapnya.
tag: pemprov jateng , Strategi Transportasi , Buro Happold Indonesia