Banjir Lagi, Camat Tembalang Desak Pemkot Semarang Perbaiki Tanggul
SEMARANG (Jatengreport.com) - Banjir bandang kerap melanda dua kelurahan di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yaitu Rowosari dan Meteseh. Di Rowosari, sudah tiga kali terjadi banjir bandang, sedangkan di Meteseh sudah empat kali terjadi banjir.
Hal itu disebabkan karena meluapnya Sungai Pengkol akibat tanggul jebol yang membuat dua kelurahan tersebut terdampak banjir dan lumpur, pada Sabtu (18/2) sore.
Plt Camat Tembalang, Cipta Nugraha mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui dinas yang berwenang untuk segera memperbaiki tanggul untuk mengatasi banjir di Kota Semarang.
“Ya karena sudah banjir kesekian kalinya tentu harapnya segera direalisasikan segala rencananya itu yang sudah dibahas oleh pemerintah. Agar tidak terjadi lagi banjir yang seperti ini,” ungkap Nugraha , Minggu (19/02).
Untuk banjir Sabtu kemarin, ia menyampaikan banjir hampir sama dengan kejadian pada bulan Januari lalu. Namun pihaknya belum mendapatkan laporan secara pasti jumlah warga terdampak banjir dan lumpur.
Nugraha memperkirakan, jumlah warga yang terdampak sama seperti korban banjir Januari yang lalu. Tetapi ia memastikan tidak ada korban jiwa pada banjir tahun ini dan warga juga sudah menerima bantuan sejak Sabtu (18/2) malam.
“Banjir kali ini hampir sama, cuma warga sudah siap. Saat ini fokus kita pada permbersihan dulu. Bantuan makanan dan kesehatan pun sudah masuk semua sejak tadi malam,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Indoraya, tanggul jebol berada di RT 6 RW 26 Perumahan Dinar Indah Meteseh. Di perumahan ini, sebanyak 39 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi di masjid setelah tempat tinggal mereka terendam banjir dengan ketinggian mencapai 2 meter.
Terpisah, salah satu warga Masaris (36) menjelaskan air mulai masuk sekitar pukul 15.00 WIB, bersamaan dengan jebolnya tanggul hingga merendam permukiman setinggi kurang lebih 1 meter.
“Jam 3 air mulai masuk ke rumah, jebolnya sekitar jam 4. Sebelum jebol dijalan sudah tergenang air 1 meter lebih,” katanya, Minggu siang.
Aris mengatakan pertama kali tanggul jebol itu yakni tanggul buatan sepanjang 3 meter, dimana lokasinya cukup jauh dari Sungai Babon.
Setelah mendengar tanggul buatan jebol, warga pun langsung mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Tak selang lama, tanggul permanen dengan ukuran 30 meter pun ikut jebol.
“Yang jebol tanggul disana dulu (yang buatan) baru tanggul permanen. Tanggul permanen sekitar 30 meter, yang buatan sekitar 3 meter,” jelas dia.
Aris berharap banjir yang kerap merendam permukimannya bisa mendapatkan perhatian serius dari Pemkot Semarang.
“Harapannya perkuatan tanggul untuk segera diperbaiki, di pertinggi dan dipertebal karena untuk debit air sudah meloncat dari tanggul untuk tanggul dengan ketinggian dua meter ini debit airnya satu meter lebih tinggi dari tanggul,” papar dia.
tag: pemkot semarang , Perbaiki Tanggul