Pemprov Jateng Ajak Pelajar Muhammadiyah Jateng Kampanyekan Stop Pernikahan Dini
SEMARANG (Jatengreport.com) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), mengajak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jateng berkolaborasi dalam mencegah pernikahan dini. Salah satu program pemerintah yang dapat dikampanyekan bersama adalah “Jo Kawin Bocah” untuk mencegah pernikahan dini, stunting, dan persoalan lainnya.
“Kita di pemerintahan punya program Jo Kawin Bocah. Kampanye Jo Kawin Bocah akan lebih kita galakkan lagi karena tingkat stunting dan kemiskinan masih tinggi,” kata Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai menerima Pimpinan Wilayah IPM Jateng di ruang kerjanya, Selasa (17/1).
Persoalan stunting harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para generasi muda Muhammadiyah. Karenanya, semua bersama-sama mengkampanyekan pentingnya menjaga kesehatan, pengetahuan resiko menikah pada usia dini, pencegahan kekerasan seksual, dan lainnya.
Menurut Gus Yasin, selain bersinergi di bidang kesehatan, program-program IPM Jateng di sektor pendidikan, wirausaha, lingkungan hidup, dan lainnya juga bisa dikolaborasikan dengan program Pemprov Jateng.
“Baik program bidang kesehatan, pemberdayaan perempuan, serta menjaga lingkungan. Seperti bencana banjir yang terjadi bukan cuma disebabkan curah hujan tinggi dan penataan saluran irigasi belum baik, akan tetapi karena kebiasaan manusia juga ikut andil terjadinya kerusakan lingkungan,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Umum PW IPM Jateng, Ainur Rosyid menyatakan pihaknya siap bersinergi dengan Pemprov Jateng untuk bersama-sama mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi. Di antaranya upaya pencegahan pernikahan dini, pencegahan stunting, pengentasan kemiskinan, dan sebagainya.
“Kami ingin bersinergi dengan pemerintah, utamanya kaitannya dengan program-program yang akan kami laksanakan pada satu periode ini. Kami harap bisa berkontribusi kepada pemerintah sehingga persoalan-persoalan di Jateng bisa bersama-sama kita tuntaskan,” katanya.
Ia mengakui, IPM Jateng memiliki program di bidang kebijakan publik, pemberdayaan perempuan, serta kesehatan. Dalam tiga bidang ini terdapat program konselor pelajar yang akan terus digaungkan untuk mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini, pengetahuan tentang stunting, seks bebas, pelecehan seksual, pemberdayaan perempuan. Juga ada konsultasi remaja dengan menggandeng Rumah Sakit Muhammadiyah.
“Selain itu, di program ini kami juga sudah bersinergi dengan BKKBN dan dinas terkait di Kabupaten Cilacap melalui berbagai pelatihan. Kami optimis bisa bersinergi dengan pemerintah kaitannya dengan program yang sama,” ungkap Rosyid.
tag: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) , Kampanyekan Stop Pernikahan Dini