Operasi Katarak Gratis Sido Muncul–PERDAMI Jateng, Upaya Kurangi Angka Kebutaan di Indonesia

images

Jateng

Bintang

06 Des 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk kembali menunjukkan komitmennya di bidang kesehatan melalui program Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis.

Bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Jawa Tengah dan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Semarang (RS Unimus), ratusan warga kurang mampu menjalani operasi katarak gratis pada Sabtu, 6 Desember 2025. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari peringatan ulang tahun RS Unimus yang kedua.

Bantuan operasi katarak secara simbolis diserahkan langsung oleh Direktur PT Sido Muncul Tbk, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, kepada Direktur RS Unimus dr. M. Riza Setyawan, MOSH, FISQua, disaksikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang juga Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed.
Turut hadir Rektor Unimus, Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, dan sejumlah pejabat terkait.

Irwan Hidayat menjelaskan kebutuhan operasi katarak di Indonesia sangat besar. Setiap tahun, terdapat sekitar 300.000 penderita baru yang membutuhkan tindakan medis.

Karena itu, Sido Muncul akan terus melanjutkan program ini, terutama untuk masyarakat yang tidak terjangkau BPJS atau layanan kesehatan umum.

“Ini sudah sekitar 56.000 operasi sejak kami mulai tahun 2011. Operasi katarak tidak akan berhenti karena tiap tahun tumbuh banyak pasien, jadi kami akan terus menjalankannya,” ujar Irwan.

Kolaborasi Riset Herbal

Dalam agenda yang sama, Irwan juga menyampaikan rencana memperluas kerja sama dengan Unimus. Selain mendukung layanan kesehatan mata, kolaborasi akan diarahkan pada riset tanaman herbal dan penguatan literasi ilmiah di masyarakat.

“Saya akan membuat MoU dengan universitasnya. Kami akan berbagi pengalaman, dan kampus pun bisa banyak memberi hal baru dalam penelitian tanaman herbal,” ungkapnya.

Menurutnya, Sido Muncul kini tengah menyusun kumpulan literatur ilmiah herbal yang dapat diakses publik. Upaya ini, tegasnya, bukan untuk promosi produk, melainkan untuk memberikan edukasi bahwa jamu modern telah didukung riset ilmiah dan uji klinis.

Bahan-bahan seperti kunyit, temulawak, daun dewa, hingga sambiloto, kata Irwan, telah memiliki banyak jurnal ilmiah yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi pendamping pengobatan medis.

“Kami mengumpulkan riset dari jurnal-jurnal ilmiah. Masyarakat nanti bisa tahu, sakit apa, herbal apa yang bisa mendampingi pengobatan. Tidak harus beli produk kami, beli di mana pun boleh,” jelasnya.

Jamu sebagai Pendamping, Bukan Pengganti Pengobatan Medis

Irwan menegaskan bahwa jamu bukanlah solusi utama untuk penyakit berat, melainkan pendamping pengobatan dokter. Prinsip tersebut ia pegang teguh dengan mengadaptasi tiga sumpah klasik kedokteran: menghormati guru, menghargai kehidupan, dan menyadari keterbatasan.

“Saya ini cuma ahli pegel linu, masuk angin, dan panas dalam. Jamu adalah pendamping, bukan mengklaim obat kanker atau yang muluk-muluk,” tegasnya.

Program operasi katarak gratis Sido Muncul–Perdami Jateng akan terus berlangsung di berbagai wilayah pada 2026. Perusahaan menargetkan semakin banyak masyarakat kurang mampu yang memperoleh akses layanan kesehatan mata, terutama mereka yang tidak tercakup BPJS.

Dengan kolaborasi lintas institusi dan dukungan tenaga medis profesional, Sido Muncul berharap upaya ini dapat memperkuat kualitas hidup masyarakat sekaligus memerangi kebutaan akibat katarak di Indonesia.

tag: berita


BERITA TERKAIT