ITL Trisakti kaji kelayakan Aplikasi SMART AGROLOGISTIK 4.0 di Dataran Tinggi Dieng

images

Peserta dan narasumber Focus Group Discussion (FGD) pra studi kelayakan SMART AGROLOGISTIK 4.0. Kegiatan ini diharapkan mempercepat implementasi digitalisasi rantai pasok komoditas kentang di Wonosobo.

Jateng

Tim Jateng Report

31 Okt 2025


WONOSOBO (Jatengreport.com) — Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti Jakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) pra studi kelayakan Aplikasi SMART AGROLOGISTIK 4.0 untuk komoditas kentang.

Kegiatan berlangsung di Meeting Room PT Adhiguna Laboratory, Kejajar, Wonosobo, Kamis (30/11) lalu.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program hilirisasi teknologi pertanian digital yang digawangi IPB University di bawah koordinasi Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., bersama tim pakar Prof. Dr. Ir. Hartrisari Hardjomidjojo, DEA, dan Prof. Dr. Ing. Suprihatin.

Turut hadir inventor aplikasi SMART AGROLOGISTIK 4.0, Prof. Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T. dari Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.

Sejumlah kelompok tani binaan UDINUS dari Kayugiyang, Tieng, dan Kejajar juga ikut terlibat sebagai peserta diskusi.

Ketua Tim Pakar ITL Trisakti, Dr. Nursery Alfaridi, menyampaikan bahwa agenda ini menjadi langkah awal sebelum masuk ke tahapan studi kelayakan yang lebih komprehensif.

“Acara FGD pra studi kelayakan ini mendapat feedback yang positif. Semoga proses hilirisasi berjalan lancar, sehingga para petani kentang dari hulu hingga hilir benar-benar merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Pra studi kelayakan dilakukan untuk menilai kesiapan inovasi dari aspek teknis, bisnis, sosial, hingga kelembagaan sebelum diimplementasikan secara luas.

FGD menghadirkan tiga narasumber utama, yakni CEO dan Owner PT Adhiguna Laboratory Adi Nurcholis, S.Pd., M.Sc.; Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dispaperkan Kabupaten Wonosobo Etika Hayati, S.P.; serta perwakilan Asosiasi Logistik Indonesia, Dr. Nofrisel, S.E., M.M., CLSP, ESLog.

Pemaparan hasil analisis turut disampaikan oleh sejumlah akademisi, meliputi aspek teknis (Dr. Euis Saribanon), pasar dan bisnis (Dr. Reni Dian Octaviani), keuangan dan risiko (Herino, S.E., M.M.), serta regulasi (Mustika Sari, Ph.D.).

Dalam sesi diskusi, salah satu peserta FGD, Zainur Rohmat, menilai aplikasi tersebut memberikan kemudahan bagi petani dalam mengakses informasi harga dan pemasaran.

“Aplikasi ini sangat bermanfaat, terutama untuk mengetahui pengepul atau distribution center yang menawarkan harga lebih kompetitif. Kami sudah mengenalnya sejak 2021 dan kini ada tambahan fitur QR serta integrasi dengan Google Maps,” ungkapnya.

Rangkaian kegiatan pra studi kelayakan ini diharapkan dapat mempercepat implementasi dan komersialisasi SMART AGROLOGISTIK 4.0.

Kehadirannya dinilai penting untuk memperkuat rantai pasok dan efisiensi logistik komoditas kentang, khususnya di kawasan dataran tinggi Dieng, Wonosobo.***

tag: jateng, Jawa tengah


BERITA TERKAIT