Didampingi Suami dan Anak, Walikota Semarang Ikuti Tahapan Coklit oleh Tim Pantarlih Pilkada Semarang 2024
SEMARANG (Jatengreport.com) - Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) bersama KPU Kota Semarang melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) terhadap Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta keluarga untuk Pilkada Semarang 2024.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut didampingi suami tercinta Alwin Basri dan putra semata wayangnya Muhammad Farras Razin Pradana.
"Alhamdulillah hari ini saya kerawuhan Pak Plt Ketua KPU Kota Semarang beserta jajaran PPK dan PPS Sumurboto yang akan melakukan coklit," kata Mbak Ita di kediamannya Jalan Bukit Duta, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Senin (1/7).
Sebenarnya, lanjut Mbak Ita, proses coklit akan dilaksanakan pada 24 Juni 2024 yang lalu. Namun karena banyaknya kegiatan yang tidak bisa ia tinggalkan, sehingga Mbak Ita meminta penggantian waktu.
"Alhamdulillah, 1 Juli 2024 ini keluarga kami sudah melakukan coklit. Sudah didata ada tiga orang, yaitu mas Alwin Basri selaku kepala keluarga, saya, dan anak saya," paparnya.
Mbak Ita menyebut, coklit menjadi tahapan yang penting dalam menyukseskan Pilkada 2024. Pemilih akan didata. Bagi pemilih baru yang belum terdata akan dimasukkan sebagai daftar pemilih tambahan. Oleh karena itu, dia pun mengajak masyarakat untuk bersedia dilakukan pencocokan dan penelitian oleh petugas Pantarlih.
"Diharapkan, data-data para pemilih untuk Pilkada 2024 bisa valid, terselesaikan dalam waktu satu bulan," ucapnya.
Sementara itu, Plt Ketua KPU Kota Semarang, Ahmad Zaini mengatakan, coklit telah dilakukan sejak 24 Juni 2024 dan akan berlangsung hingga 24 Juli 2024. Pihaknya menargetkan, coklit bisa selesai dalam waktu tiga pekan.
"Kami ada laporan mingguan, harapan kami dalam jangka waktu empat pekan itu sudah kita selesaikan di tiga minggu pertama, sehingga minggu terakhir tinggal laporan, perbaikan dan lain-lain," terangnya.
Fungsi coklit, menurutnya, untuk mencari pemilih yang belum terdaftar dan nantinya akan didata dan didaftar. Kemudian bagi yang sudah terdaftar tetapi meninggal atau pindah, akan masuk dalam TMS (Tidak Memenuhi Syarat). "Cuma update datanya belum masuk di KPU," jelasnya.
Zaini menyebut, Daftar Pemilih Tetap (DPT) di ibu kota Jawa Tengah sebanyak 1,2 juta pemilih. Hingga saat ini, coklit masih terus berjalan. Hanya saja, diakuinya, ada masyarakat yang sempat menolak untuk dilakukan coklit.
"Kami masih monitoring, tapi sudah kami komunikasikan. Alhamdulillah terselesaikan. Alasannya, data pribadinya tidak mau ditempel seperti nama. Tapi, secara umum data pribadi nama, saya rasa tidak apa-apa, di kelurahan pun akan kami tempel. Tapi kalau NIK, NKK itu data pribadi," terangnya.
tag: jateng