Askhabul Kahfi Buktikan Pesantren Mampu Lahirkan Sarjana Islam dengan Keilmuan Modern

images

Jateng

Bintang

12 Nov 2025


SEMARANG (Jatengreport.com) — Pondok Pesantren Askhabul Kahfi Mijen, Semarang, kembali menorehkan capaian membanggakan.

Pondok pesantren yang dikenal sebagai pusat pendidikan kitab kuning itu menggelar Wisuda ke-3 Ma’had Aly, meluluskan 19 santri dan santriwati yang dinyatakan tuntas menempuh studi selama delapan semester dengan total 147 SKS.

Acara berlangsung khidmat di aula Kampus 3 Pondok Pesantren Askhabul Kahfi, disaksikan oleh keluarga, masyarakat, serta jajaran tokoh agama dan pemerintahan, pada Rabu (12/11).

Hadir di antaranya Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jawa Tengah KH Amin Handoyo, Lc., M.Ag., Kepala Kemenag Kota Semarang KH Muhtasit, S.Ag., M.Pd., Kasi PD Pontren Kemenag Kota Semarang H Tantowi Jauhari, S.S., Danramil Mijen Mayor Inf Selamet Muchadi, Kapolsek Mijen Kompol Sutowo, S.H., Camat Mijen Didik Dwi Hartono, S.H., Kp., M.M., serta para lurah dan tokoh masyarakat setempat.

Momen wisuda kali ini bukan sekadar seremoni, melainkan bukti konkret keseriusan Askhabul Kahfi dalam mencetak generasi muda yang ahli dalam bidang keilmuan klasik Islam sejak usia belia.

Mudir Ma’had Aly, KH. Nadlirin, M.Pd, menjelaskan bahwa program studi Ma’had Aly di pondok tersebut memiliki kekhususan dalam pendalaman kitab kuning yang menjadi ruh pendidikan pesantren.

“Selain itu, kami juga mengajarkan hadits shahih Imam Bukhari, mata kuliah Ushul Fiqh Ghayah Wushul dari Zakaria Al Anshari, Filsafat Quraniyah, dan tafsir konsentrasi Tarikh atau sejarah menggunakan kitab Al Munir dari Wahbah Zuhaili dan Imam Nawawi," tambah Nadlirin.

Ia menyebutkan, sejumlah kitab seperti Ushul Tafsir wa Manahiju karya Sulaiman Ar Rumi, Tafsir Al Munir karya Wahbah Al Zuhaili, serta Al Burhan fi Ulumil Qur’an menjadi rujukan utama dalam proses pembelajaran di Ma’had Aly Askhabul Kahfi.

Sementara itu, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jateng KH. Amin Handoyo, Lc., M.Ag, memberikan apresiasi tinggi terhadap keberadaan Ma’had Aly Askhabul Kahfi yang dinilainya sebagai satu-satunya lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi berbasis pesantren di Kota Semarang.

"Output dari program studi ini memiliki basic yang kuat terhadap tarjih pesantren khususnya, dan dapat menjadi contoh bagi pondok pesantren lain," ujarnya.

Amin juga menitipkan pesan khusus kepada para lulusan agar tetap menjaga semangat perjuangan dan nilai-nilai luhur pesantren.

“Saya berharap para wisudawan dan wisudawati dapat meneruskan perjuangan mbah Kyai, yang merupakan risalah dari generasi ke generasi untuk menjadi sinar dan cahaya bagi lingkungan sekitar,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Kemenag Kota Semarang KH. Muhtasit, S.Ag., M.Pd., menekankan pentingnya sinergi antara ilmu klasik dan modern dalam menghadapi tantangan zaman.

"Kami berharap para wisudawan yang sudah banyak dibekali ilmu kitab kuning atau kutubut turats menyadari bahwa tantangan yang dihadapi di masyarakat sekarang ini tidak sekedar literatur dari kitab kuning, tetapi juga terdapat beberapa literatur dari kitab putih. Artinya ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dimana saat ini teknologi sangat cepat. Jadi wisudawan yang sudah memiliki basic pesantren dan kitab kuning, ditambah untuk membaca literatur dan informasi baru. Sehingga tidak ada kata santri itu tertinggal informasi, gaptek, atau tidak melek media sosial,” tegas Muhtasit.

Menurutnya, perpaduan antara tradisi intelektual pesantren dan pemahaman modern menjadi bentuk aktualisasi nyata santri di masa kini.

“Tafsir beserta ilmunya itu adalah dapat memahami situasi-situasi yang terjadi di masyarakat belakangan ini,” lanjutnya.

Muhtasit juga mengungkapkan, pemerintah terus berupaya memperkuat peran pesantren melalui regulasi yang berpihak pada pengembangan lembaga keagamaan tersebut.

Ia menyebut, Peraturan Daerah tentang Fasilitasi Pengembangan Pesantren yang tengah digodok bersama DPRD Kota Semarang diharapkan rampung pada 2026.

“Ada tiga aspek yaitu aspek pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi. Untuk aspek pendidikan sudah digarap, sedangkan aspek dakwah dan pemberdayaan ekonomi belum tersentuh. Maka melalui Perda yang didesain oleh Kemenag di Balaikota bersama dewan, dibentuk pokja dan pansus untuk mendesain dan menyempurnakan Perda pesantren. Semoga di tahun 2026 akan segera ditandatangani oleh Ibu Wali Kota,” jelasnya.

Suasana haru turut menyelimuti prosesi wisuda yang berlangsung khidmat. Tangis bahagia para santri, wali, dan guru mewarnai momen penuh kebanggaan itu.

Banyak yang meneteskan air mata haru saat para santri satu per satu menerima ijazah sebagai simbol perjuangan panjang menuntut ilmu.

Wisuda Ma’had Aly Pondok Pesantren Askhabul Kahfi tahun ini tidak hanya menandai keberhasilan akademik, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan tradisi keilmuan Islam di tengah tantangan modernitas.***

tag: berita


BERITA TERKAIT